Pendidikan Karakter dalam Layanan Bimbingan
dan Konseling
“Pendidikan Karakter dalam Layanan Bimbingan dan
Konseling’, itulah tema materi yang saya sampaikan pada
kegiatan Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) Kabupaten Kuningan,
Selasa 04 Oktober 2011, bertempat di Aula SMP Negeri 3 Kuningan. Kegiatan
Musyawarah Guru Bimbingan dan Konseling (MGBK) ini dilaksanakan sebagai
tindak lanjut dari hasil MOU dengan LPMP Jawa Barat Tahun Anggaran
2011
Dalam kesempatan ini saya mengajak
peserta berdisikusi tentang apa, mengapa dan bagaimana pendidikan karakter,
dikaitkan dengan layanan bimbingan dan konseling di sekolah. Beberapa point
penting yang dapat saya sampaikan kepada peserta, antara lain:
1. PENDIDIKAN KARAKTER DALAM BIMBINGAN
DAN KONSELING:
- Bimbingan dan
Konseling merupakan bagian integral dari sistem pendidikan nasional, maka
orientasi, tujuan dan pelaksanaan BK juga merupakan bagian dari orientasi,
tujuan dan pelaksanaan pendidikan karakter.
- Program
Bimbingan dan Konseling di sekolah merupakan bagian inti pendidikan
karakter yang dilaksanakan dengan berbagai strategi pelayanan dalam upaya
mengembangkan potensi peserta didik untuk mencapai kemandirian, dengan
memiliki karakter yang dibutuhkan saat ini dan masa depan.
- Pekerjaan
bimbingan dan konseling adalah pekerjaan berbasis nilai, layanan
etis normatif, dan bukan layanan bebas nilai. Seorang konselor perlu
memahami betul hakekat manusia dan perkembangannya sebagai makhluk sadar
nilai dan perkembangannya ke arah normatif-etis. Seorang konselor harus
memahami perkembangan nilai, namun seorang konselor tidak boleh memaksakan
nilai yang dianutnya kepada konseli (peserta didik yang dilayani), dan
tidak boleh meneladankan diri untuk ditiru konselinya, melainkan
memfasilitasi konseli untuk menemukan makna nilai kehidupannya. (Sunaryo,
2006)
2. PERAN KONSELOR DALAM PENDIDIKAN
KARAKTER:
- Sebagai
pendidik yang berkepentingan dengan pendidikan karakter,
konselor seyogyanya memiliki komitmen dan dapat tampil di garis terdepan
dalam mengimplementasikan pendidikan karakter di sekolah,
bekerja sama dengan stake holder pendidikan lainnya
- Professional
school counselors need to take an
active role in initiating, facilitating
and promoting character education programs
in the school curriculum. The professional
school counselor, as a part of the
school community and as a highly
resourceful person, takes an active role
by working cooperatively with the teachers and
administration in providing character education in
the schools as an integral part of the
school curriculum and activities” (ASCA dalam Muhammad
Nur Wangid, 2010).
3. MATERI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM
LAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING:
- Materi
Pendidikan Karakter dalam Layanan Bimbingan, antara lain dapat mencakup:
(1) Perilaku seksual; (2) Pengetahuan tentang karakter; (3)
Pemahaman tentang moral sosial; (4) Keterampilan pemecahan masalah; (5)
Kompetensi emosional; (6) Hubungan dengan orang lain;
(7) Perasaan keterikatan dengan sekolah; (8) Prestasi
akademis; (9) Kompetensi berkomunikasi; dan (10) Sikap kepada
guru (Berkowitz, Battistich, dan Bier dalam Muhammad Nur Wangid,
2010).
- 18 Nilai-nilai
dalam Pendidikan Karakter Bangsa : (1) Religius; (2) Jujur; (3)
Toleransi; (4) Disiplin; (5) Kerja Keras; (6) Kreatif;
(7) Mandiri; (8) Demokratis; (9) Rasa Ingin Tahu;
(10) Semangat Kebangsaan; (11) Cinta Tanah Air; (12) Menghargai
Prestasi; (13) Bersahabat/Komuniktif; (14) Cinta Damai; (15)
Gemar Membaca; (16) Peduli Lingkungan; (17) Peduli Sosial, dan (18)
Tanggung-jawab.
4. STRATEGI PELAYANAN PENDIDIKAN
KARAKTER MELALUI BIMBINGAN DAN KONSELING:
- Strategi
pelayanan pendidikan karakter melalui bimbingan dan konseling dapat
dilakukan melalui : (1) Layanan Dasar; (2) Layanan Responsif; (3)
Bimbingan Individual; dan (4) Dukungan Sistem.
Berkaitan dengan upaya penajaman
implementasi pendidikan karakter melalui Layanan Bimbingan dan Konseling di
sekolah, saya berharap kepada peserta untuk senantiasa
mengembangkan kompetensinya sehingga dapat memenuhi standar sebagaimana
disyaratkan dalam Permendiknas No. 27 Tahun 2008 dan terus berupaya
meningkatkan frekuensi dan intensitas layanan bimbingan dan konseling kepada
para siswa, serta berusaha membangun kerjasama dengan dengan berbagai stake
holder pendidikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar